Kota Bandar Lampung, Desember 2012 mengalami inflasi setelah bulan sebelumnya mengalami deflasi. Ada empat kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan inflasi di Kota Bandar Lampung yaitu kelompok bahan makanan; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; kelompok sandang; dan kelompok kesehatan. Lima kelompok lainnya menahan laju inflasi yaitu kelompok perumahan, air, lisrik, gas dan bahan bakar; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan. Perubahan harga berbagai komoditi di tujuh kelompok pengeluaran tersebut membentuk inflasi di Kota Bandar Lampung sebesar 0,66 persen.
Empat kelompok pengeluaran pada bulan Desember 2012 mengalami kenaikan indeks yang menyebabkan inflasi. Inflasi di Kota Bandar Lampung menempati peringkat ke-23 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Dari 66 kota, seluruhnya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 2,57 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kendari sebesar 0,02 persen.
Berdasarkan penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi Kota Bandar Lampung terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok bahan makanan yang naik 1,84 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,80 persen; kelompok kesehatan naik 0,09 persen; dan kelompok sandang naik 0,08 persen. Sementara dua kelompok yang menahan laju inflasi yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar turun 0,10 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga turun sebesar 0,03 persen. Sedangan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan indeks.
Beberapa komoditi yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya beras, mie, bayam, ikan kembung segar, daging sapi, bubur, bawang merah, ketimun, jeruk, dan kangkung. Inflasi tahun kalender (point to point) dan inflasi year on year (yoy) Desember 2012 Kota Bandar Lampung adalah sebesar 4,30 persen.